Page 29 - INFOKES
P. 29

[Type text]
          Diseminasi Informasi                                                                 MEDIA

                                                                                   INFORMASI KESEHATAN




          Jenis dan Penyebab Filariasis                        3. Larva Dalam Tubuh Nyamuk
               Filariasis  di  Indonesia  disebabkan  oleh  tiga  spesies   Pada  saat  nyamuk  menghisap  darah  yang

          cacing filaria yaitu: a). Wuchereria bancrofti ; b) Brugia malayi;     mengandung  mikrofilaria,  maka  mikrofilaria  akan  terbawa
          c).  Brugia  timori  .  Daerah  Endemis  Filariasis  pada  umumnya   masuk  kedalam  lambung  nyamuk  dan  mikrofilaria

          adalah  daerah  dataran  rendah,  terutama  di  pedesaan,  pantai,   melepaskan  selubungnya,  selanjutnya  menembus  dinding
          pedalaman, persawahan, rawa-rawa dan hutan.            lambung  lalu  bergerak  menuju  otot  atau  jaringan  lemak  di
                                                                 bagian dada.
                                                                       Setelah  ±  3  hari,  mikrofilaria  mengalami  perubahan
                                                                 bentuk menjadi larva stadium 1 (L1), bentuknya seperti sosis
                                                                 berukuran  125-250  µm    x  10-17  µm,  dengan  ekor  runcing
                                                                 seperti cambuk.
                                                                       Setelah ± 6 hari dalam tubuh nyamuk, larva tumbuh
                                                                 menjadi  larva  stadium  2  (L2)  disebut  larva  preinfektif  yang
                                                                 berukuran 200-300 µm x 15-30 µm, dengan ekor yang tumpul
                                                                 atau memendek. Pada stadium ini larva menunjukkan adanya
                                                                 gerakan.
                                                                       Hari ke 8 -10 pada spesies Brugia atau hari ke 10 - 14
                                                                 pada  spesies  Wuchereria,  larva  dalam  nyamuk  tumbuh
                                                                 menjadi larva stadium 3 (L3) yang berukuran ± 1400 µm x 20
                                                                 µm. L3 tampak panjang dan ramping disertai dengan gerakan
                                                                 yang aktif. Stadium 3 ini merupakan cacing infektif.


                                                                Penularan
                                                                     Seseorang  dapat  tertular  Filariasis,  apabila  orang

                                                                tersebut mendapat gigitan nyamuk infektif. Proses perpindahan
                                                                cacing filaria dari nyamuk ke manusia adalah sebagai berikut:

          Daur Hidup Cacing Filaria                              1)  Nyamuk  yang  mengandung  larva  infektif  (larva  stadium
               Secara umum daur hidup ketiga spesies cacing tersebut   3L3) menggigit manusia,

          tidak  berbeda.  Daur  hidup  parasit  terjadi  di  dalam  tubuh   2)  Larva  L3  akan  keluar  dari  probosisnya  dan  tinggal  dikulit
          manusia  dan  tubuh  nyamuk.  Cacing  dewasa  (disebut   sekitar lubang gigitan nyamuk.

          makrofilaria)  hidup  di  saluran  dan  kelenjar  limfe,  sedangkan   3)  Pada  saat  nyamuk  menarik  probosisnya,  larva  L3  akan
          anaknya  (disebut  mikrofilaria)  ada  di  dalam  sistem  peredaran   masuk melalui lubang bekas gigitan nyamuk dan bergerak

          darah. Mikrofilaria dapat ditemukan di dalam peredaran darah   menuju ke sistem limfe.
          tepi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan periodisitas, pada   Berbeda  dengan  penularan  pada  malaria  dan  demam

          umumnya periodisitas nokturna, yaitu banyak terdapat di dalam   berdarah, proses terjadinya perpindahan larva L3 dari nyamuk
          darah tepi pada malam hari, sedangkan pada siang hari banyak   ke  manusia  tersebut  tidak  mudah,  sehingga  rantai  penularan

          terdapat di kapiler organ dalam seperti paru-paru, jantung dan   cacing filaria pada suatu daerah tertentu juga tidak mudah.
          ginjal.                                                     Rantai  penularan  Filariasis  pada  suatu  daerah  juga
          1. Makrofilaria                                       dipengaruhi oleh perkembangan larva L3 dalam tubuh manusia
                 Makrofilaria (cacing dewasa) berbentuk silindris, halus   menjadi  cacing  filaria  dewasa,  lama  hidup  dan  kemampuan

           seperti  benang  berwarna  putih  susu  dan  hidup  di  dalam   memproduksi  anak  cacing  filaria  (mikrofilaria)  yang  dapat
           sistem  limfe.  Cacing  betina  berukuran  55  -  100  mm  x  0,16   menular  (infektif).  Makrofilaria  dan  Mikrofilaria  Larva  L3

           µm,  bersifat  ovovivipar  dapat  menghasilkan  jutaan   berkembang  menjadi  cacing  dewasa  (makrofilaria),  kemudian
           mikrofilaria.  Cacing jantan berukuran lebih kecil ± 55 µm x   cacing  dewasa  ini  akan  menghasilkan  ribuan  anak  cacing

           0,09  mm  dengan  ujung  ekor  melingkar.  Makrofilaria  dapat   (mikrofilaria) perhari. Cacing dewasa tidak menular, tetapi anak
           bertahan hidup cukup lama di dalam kelenjar limfe, dan dapat   cacing yang berada di peredaran darah tepi akan terhisap oleh

           terjadi  kerusakan  sistem  limfe  ditempat  tinggal  cacing  ini.   nyamuk  yang  menggigitnya  dan  kemudian  ditularkan  kembali
           Makrofilaria  akan mati dengan sendirinya setelah 5-7 tahun,   pada orang lain.

           tetapi  kerusakan  sistem  limfe  yang  berat  tidak  dapat  pulih
           kembali

          2. Mikrofilaria
                  Cacing  dewasa  betina,  setelah  mengalami  fertilisasi,
           mengeluarkan  jutaan  anak  cacing  yang  disebut  mikrofilaria.
           Ukuran  mikrofilaria  200–600  µm  x  8  µm  dan  mempunyai

           sarung.  Secara  mikroskopis,  morfologi  spesies  mikrofilaria
           dapat  dibedakan  berdasarkan:  ukuran  ruang  kepala  serta

           warna sarung pada pewarnaan giemsa, susunan inti badan,
           jumlah dan letak inti pada ujung ekor.









                                                            INFOKES EDISI 37, DESEMBER 2017
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34