Page 26 - INFOKES
P. 26
[Type text]
Riset MEDIA
INFORMASI KESEHATAN
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Hal itu sesuai penelitian Khairani.L, (2013) dalam
adalah analisis univariat, langkah selanjutnya dilakukan dengan penelitiannya involusi uteri normal dengan tinggi fundus uterus
uji bivariat untuk melihat pengaruh efektivitas pijat oksitosin (TFU) pada hari petama post partum 1 cm dibawah pusat. Pada
terhadap involusi uteri dan produksi ASI pada ibu post partum hari ke lima post partum uterus menjadi 1/3 jarak antara
dengan menggunakan p-Value dari Chi-square. sympisis ke pusat. Dan pada hari ke 10 fundus sukar diraba
diatas sympisis. Selain penelitian Khairani L, (2013) juga sesuai
Hasil dan Pembahasan teori yang diungkapkan Pillitery (2003) pijatan oksitosin dapat
Karakteristik responden meliputi umur dan pendidikan ibu merangsang hipofisis anterior dan posterior untuk mengeluarkan
post partum yang melahirkan di Puskesmas. hormon oksitosin.
Karakteristik ini secara lengkap dapat dilihat di tabel 4.1 Hormon oksitosin akan memicu kontraksi otot polos
No Karakteristik Frequensi % uterus sehingga akan terjadi involusi uteri, sedangkan tanda jika
ada reflek oksitosin adalah dengan adanya rasa nyeri karena
1 Umur kontraksi uteri. Teori diatas sejalan dengan penelitian dimana
a. < 25 tahun 12 14,0 adanya kontraksi uteri yang kuat sebagai akibat dari intervensi
b. 25-35 tahun 43 50,0 peneliti berupa pijatan oksitosin yang menyebabkan penurunan
c. > 35 tahun 36 36,0 tinggi fundus uteri pada responden yang normal 61,6%.
2 Pendidikan
Sedangkan responden yang penurunan tinggi fundus uteri tidak
a. Tidak Sekolah 2 2,3 normal 38,4% karena tidak dilakukan pijat oksitosin.
b. SD/SMP 41 47,7
c. SMA/SARJANA 43 50,0 2. Produksi ASI
Tabel 4.3 Distribusi prosentase Pengaruh pijat oksitosin
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik ibu terhadap Produksi ASI dilihat dari BB ( berat badan) Bayi.
Kategori Frekuensi %
Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa umur responden pada penelitian
ini umur termuda yaitu usia 22 tahun dan tertua usia 54 tahun, Produksi ASI tidak meningkat 40 46,5
sedangkan rata-rata berumur 33 tahun. Menurut Nursalam umur Produksi ASI Meningkat 46 53,5
25-35 tahun merupakan umur yang cukup matang dalam
perkembangan jiwa seseorang. Berdasarkan karakteristik umur
tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan responden Dari tabel 4.3 menunjukan dalam produksi ASI meningkat
mempunyai produktivitas kerja tinggi dan sudah cukup matang. 53,5 % dengan melihat kenaikan Berat Badan dari BBL (Berat
Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SD/ SMP Badan Lahir) dan produksi ASI tidak miningkat 46,5 %. Hal itu
(50%) sedikit lebih tinggi dari SMA/ SARJANA (47,7%) dan sesuai penelitian E, Suryani, (2013) dalam penelitiannya
Tidak Sekolah (2,3%). Tingkat pendidikan merupakan suatu produksi ASI terjadi peningkatan berat badan yang signifikan.
proses pengembangan sumberdaya manusia. Menurut Soekidjo Seperti yang dikatakan SMF.Hanum (2015) dalam penelitiannya
(2007) pendidikan adalah salah satu faktor yang menjadi dasar pijat oksitosin dapat mempengaruhi faktor fisiologis sehingga
untuk melaksanakan tindakan. Pendidikan pada dasarnya meningkatkan relaksasi dan tingkat kenyamanan pada ibu
adalah proses belajar yang berarti didalam pendidikan terjadi sehingga memicu produksi oksitosin dan mempengaruhi
proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah arah ke lebih produksi ASI. Dalam Penelitian SMF. Hanum efek pijat oksitosin
dewasa. Hasil penelitian menunjukkan sedikit lebih tinggi adalah sel kelenjar dipayudara mensekresikan ASI.
responden berpendidikan SD/ SMP. Lulusan SD/ SMP belum
sesuai dengan standar asuhan yang ditetapkan, karena belum Analisis Bivariat
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman 1. Pijat Oksitosin dengan Involusi Uteri
belajar secara formal seperti pada tingkat SMA/ Sarjana. Diharapkan bayi mendapat ASI sesuai dengan
kebutuhan yaitu berat badan bayi bertambah dan bayi tertidur
selama 2-3 jam setelah menyusu. Hal ini menunjukkan bahwa
Analisis Univariat bila bayi menyusu semakin sering maka ASI yang diproduksi
1. Involusi Uteri semakin banyak karena semakin tinggi kadar oksitosin pada
Tabel 4.2 Distribusi prosentase Pengaruh pijat oksitosin peredaran darah yang akan merangsang prolaktin untuk
terhadap proses involusi uteri dilihat dari penurunan TFU memproduksi ASI (Roesli, 2008).
Kategori Frequensi %
Involusi Uteri Tidak Normal 33 38,4 Tabel 4.4 Tabulasi silang pijat oksitosin dengan involusi uteri
Involusi Uteri
Involusi Uteri Normal 53 61,6 Pijat Oksitosin Tidak Normal Normal Total
Total 86 100
Tidak dipijat 23 22 43
Dipijat 10 33 43
Dari tabel 4.2, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok yang dipijat Total 33 53 86
didapatkan 61,6 % normal dan 38,4 penurunan fundus uterinya
tidak normal.
INFOKES EDISI 37, DESEMBER 2017

