Page 15 - INFOKES
P. 15
[Type text]
Diseminasi Informasi MEDIA
INFORMASI KESEHATAN
Implementasi Penerapan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit
Wildan Pahlevi, SKM
Fungsional Adminkes pada RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang
Selain untuk memutus mata rantai terjadinya penularan
penyakit, program PPI di RS menjadi sebuah tuntutan tersendiri
bagi rumah sakit untuk selalu meningkatkan mutu
pelayanannya.
Seiring dengan tuntutan pemenuhan standar dan mutu
pelayanan RS, RS wajib melaksanakan akreditasi. Akreditasi
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu RS sehingga mutu
pelayanan RS dapat terukur. Selain itu, saat ini RS menghadapi
tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)/ AFTA (Asean
Free Trade Area) yaitu pasar bebas asia tenggara yang isunya
sudah dimulai pada tahun 2015.
Pasar bebas ini juga termasuk persaingan bebas dalam
jasa pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, RS harus siap
berkompetisi dalam memberikan pelayanan yang bermutu serta
mengedepankan kepuasan pelanggan RS jika ingin sebuah RS
tetap bertahan.
Rumah sakit merupakan pusat mata rantai penularan Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan RS
penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. yang tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS
Tidak dapat dipungkiri bahwa rumah sakit (RS) merupakan adalah bagaimana RS dapat mencegah/mengendalikan angka
tempat perputaran sumber infeksi yang terjadi melalui kontak kejadian infeksi (HAIs) di RS.
langsung yaitu kontak langsung pasien dengan pasien, pegawai Berdasarkan data WHO, secara global 10 persen pasien
RS dengan pasien serta pasien, pengunjung dan pegawai RS rawat inap menderita HAIs dan menyebabkan 1,4 juta kematian
dengan lingkungan RS yang tercemar. setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia, angka HAIs mencapai
Penyakit yang di dapat dari RS dikenal dengan istilah 9,8 persen. Data tahun 2016 pada pasien Rawat Inap RSUD
infeksi nosokomial yang saat ini berubah menjadi Health Muntilan menunjukkan angka kejadian HAIs mencapai 0,25%.
Berikut adalah data kejadian HAIs di RSUD Muntilan Tahun
Associated Infections (HAIs). Health Associated Infections 2012-2016 perkelompok jenis HAIs.
menurut WHO adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di RS/ fasilitas kesehatan lainnya dan infeksi tersebut Pada table 1. terlihat bahwa data kejadian HAIs di RSUD
tidak ditemukan atau tidak sedang berinkubasi pada saat pasien Muntilan Kabupaten Magelang selalu ada di tiap tahunnya. Data
masuk. HAIs ini dapat terjadi pada pasien, tenaga kesehatan, Tahun 2012 sampai tahun 2015 data kejadian HAIs mengalami
staf dan pengunjung RS. penurunan namun pada tahun 2016 mengalami sedikit
Berdasarkan hal tersebut maka penerapan program peningkatan. Kasus HAIs di RSUD Muntilan Kabupaten
Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) di sebuah RS Magelang berasal dari 4 jenis yaitu pasien yang menggunakan
menjadi penting. dower kateter, jarum infus, pasien bed rest, dan pasien dengan
luka operasi.
Tabel 1. Kejadian HAIs di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
Jumlah Pasien
No. PENYEBAB HAIs
2012 2013 2014 2015 2016
PEMAKAIAN DC
1. Pasien dengan DC (Dower Cateter) 3088 2670 8811 10.241 10.562
Pasien dengan HAIs DC 2 ( 0,06%) 0 0 0 2 ( 0,01%)
PEMAKAIAN INFUS
Pasien dengan INFUS 11.230 11.283 33.086 34.095 33.658
2.
Pasien dengan HAIs INFUS 19 (0,17%) 14 (0,12%) 7 (0,021%) 1 (0,002%) 30 ( 0,08%)
BED REST
3. Pasien BED REST 1455 1191 5431 4.013 4313
Pasien dengan HAIs Decubitus 19 (1,31%) 6 (0,50%) 9 (0,16%) 8 (0,19%) 18 ( 0,41%)
LUKA OPERASI
4. Pasien OPERASI 2343 1649 1975 1763 2056
Pasien dengan HAIs ILO 4 (0,17%) 6 (0,36%) 12 (0,60%) 2 (0,11%) 13 4 (0,19%)
INFOKES EDISI 37, DESEMBER 2017 13

