Page 28 - Profil Kesehatan Jateng 2020_Neat
P. 28
Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2020 mengalami
kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Jawa Tengah. Meskipun terimbas wabah Covid-19, IPM Jawa Tengah tahun 2020
masih mampu tumbuh positif 0,14 poin, dari 71,73 poin pada tahun 2019 menjadi 71,87
poin pada tahun 2020.
Selama periode 2019 - 2020, komponen pembentuk IPM mengalami
peningkatan. Bayi yang baru lahir di Jawa Tengah memiliki peluang hidup hingga 74,37
tahun, meningkat 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun 2019.
Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang bersekolah selama 12,70 tahun, atau
meningkat 0,02 tahun. Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 7,69 tahun (SMP Kelas 1) atau meningkat 0,16 tahun.
Namun demikian, pengeluaran per kapita masyarakat yang disesuaikan dengan PPP
(Purchasing Power Parity) turun sebesar Rp 172 ribu dibandingkan tahun sebelumnya,
menjadi 10,930 juta rupiah pada tahun 2020.
Sejak tahun 2017, status pembangunan manusia di Jawa Tengah sudah
mencapai kategori “tinggi” (IPM di atas 70), sementara antara tahun 2010-2016, masih
terkategori “sedang” (60 ≤ IPM < 70).
Kemajuan pembangunan manusia dapat dilihat dari Kecepatan IPM dan Status
IPM. Kecepatan IPM menggambarkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pembangunan manusia dalam suatu periode sementara Status IPM menggambarkan
level pencapaian pembangunan manusia dalam suatu periode:
- Sangat tinggi : IPM > 80
- Tinggi : 70 < IPM < 80
- Sedang : 60 < IPM < 70
- Rendah : IPM < 60
Gambar 1.7 berikut menunjukkan nilai IPM menurut kabupaten/kota tahun 2020.
Berdasarkan status IPM, ada tiga kota yang mempunyai nilai IPM kategori sangat tinggi
yaitu Kota Salatiga (83,14), Kota Semarang (83,05) dan Kota Surakarta (82,21). Ada
18 kabupaten/kota masuk dalam kategori IPM tinggi dan 14 kabupaten/kota masuk
kategori IPM sedang.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 10

