Page 110 - Profil Kesehatan Jateng 2021
P. 110

B.  PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
                             Yang termasuk dalam PD3I yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus Non Neonatorum,
                      Tetanus  Neonatorum,  Campak,  Polio,  dan  Hepatitis  B.  Dalam  upaya  untuk

                      membebaskan  Indonesia  dari  penyakit  tersebut,  diperlukan  komitmen  global  untuk
                      menekan  turunnya  angka  kesakitan  kematian  yang  lebih  banyak  dikenal  dengan
                      Eradikasi  Polio  (ERAPO),  Reduksi  Campak  (Redcam)  dan  Eliminasi  Tetanus

                      Neonatorum (ETN).
                             Saat  ini  telah  dilaksanakan  Program  Surveilans  Integrasi  PD3I,  yaitu

                      pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri, Tetanus
                      Neonatorum, dan Campak). Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus PD3I yang
                      dilaporkan adalah sebagai berikut:

                     1.  Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
                                Polio merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus.

                         Penyakit ini menyerang sistem syaraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total
                         hanya dalam hitungan jam. Virus ini terutama ditularkan dari orang ke orang melalui
                         fekal-oral. Gejala awal yang terjadi adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah,

                         kekakuan  pada  leher,  dan  nyeri  pada  tungkai.  1  dari  200  infeksi  menyebabkan
                         kelumpuhan permanen (biasanya di bagian tungkai). Diantara mereka yang lumpuh,
                         5  persen  hingga  10  persen  akan  berakhhir  pada  kematian  karena  kelumpuhan

                         terjadi pada otot-otot pernapasan mereka.
                                Pada  pertemuan  tahunan  bulan  Mei  1988,  the  World  Health  Assembly
                         (WHA),  suatu  forum  sidang  tertinggi  yang  diselenggarakan  oleh  organisasi

                         kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), telah mengeluarkan resolusi
                         untuk membasmi penyakit polio dari dunia ini. Pada 27 Maret 2014, Indonesia telah

                         berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama negara-negara South East
                         Asia Region (SEARO) lainnya. Namun, masih ada 2 negara, yaitu Afghanistan dan
                         Pakistan yang masih endemik polio.

                                KLB polio akibat VDPV bisa terjadi di mana saja bila cakupan imunisasi polio
                         rendah selama bertahun-tahun. Untuk menghindari kasus serupa, imunisasi polio

                         harus dijaga tetap tinggi (lebih dari 95 persen anak diimunisasi) dan merata, dan
                         semua  kasus  lumpuh  layuh  mendadak  (AFP)  harus  ditemukan  secara  dini  dan
                         dilaporkan.  Penemuan  adanya  transmisi  virus  polio  liar  dapat  dilakukan  melalui

                         surveilans AFP, dimana semua kasus lumpuh layuh akut pada anak usia <15 tahun
                         (yang merupakan kelompok rentan terhadap penyakit polio) diamati. Surveilans AFP
                         merupakan indikator sensitivitas deteksi virus polio liar. Surveilans AFP juga penting





                  Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021                                   94
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115