Page 84 - Profil Jateng 2018 cetak
P. 84

Cakupan  baduta  ditimbang  di  Jawa  Tengah  tahun  2018  sebesar  84,8
                         persen sedikit menurun dibandingkan dengan cakupan tahun 2017 sebesar 85,7
                         persen. Kabupaten/kota dengan cakupan tertinggi adalah Kudus 100,1 persen dan

                         terrendah adalah Klaten yaitu 58,3 persen, dan ada satu kota yang tidak tersedia
                         datanya yaitu Kota Magelang.
                                Dari  sejumlah  baduta  yang  ditimbang,  ditemukan  baduta  dengan  berat

                         badan yang berada di Bawah Garis Merah sebesar 0,9 persen. Berat Badan yang
                         berada  di  Bawah  Garis  Merah  (BGM)  pada  KMS  merupakan  perkiraan  untuk

                         menilai seseorang menderita gizi buruk, tetapi bukan berarti seorang balita telah
                         menderita gizi buruk, karena ada anak yang telah mempunyai pola pertumbuhan
                         yang memang selalu dibawah garis merah pada KMS.

                                Jumlah  balita  ditimbang  di  Posyandu  merupakan  data  indikator
                         terpantaunya  pertumbuhan  balita  melalui  pengukuran  perubahan  berat  badan

                         setiap  bulan  sesuai  umur.  Secara  kuantitatif  indikator  balita  ditimbang  menjadi
                         indikator  pantauan  sasaran  (monitoring  covered),  sedangkan  secara  kualitatif
                         merupakan indikator cakupan deteksi dini (surveillance covered). Semakin besar

                         persentase balita ditimbang semakin tinggi capaian sasaran balita yang terpantau
                         pertumbuhannya, dan semakin besar peluang masalah gizi bisa ditemukan secara
                         dini.  Dalam  ruang  lingkup  yang  lebih  luas  balita  di  timbang  (D/S)  merupakan

                         gambaran dari keterlibatan masyarakat dalam mendukung kegiatan pemantauan
                         pertumbuhan  di  Posyandu.  Kehadiran  balita  di  Posyandu  merupakan  hasil  dari
                         akumulasi  peran  serta  ibu,  keluarga,  kader,  dan  seluruh  komponen  masyarakat

                         dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar ditimbang
                         di  Posyandu  untuk  dipantau  pertumbuhannya.  Dengan  demikian  indikator  D/S

                         dapat  dikatakan  sebagai  indikator  partisipasi  masyarakat  dalam  kegiatan
                         Posyandu.
                                                            Gambar 5.39
                                         Cakupan Balita Ditimbang di Provinsi Jawa Tengah
                                                         Tahun 2014 – 2018

                                      90.0%                                 83.63%
                                              80.40%              80.99%              82.57%
                                      80.0%             73.90%

                                      70.0%


                                      60.0%

                                      50.0%
                                               2014      2015      2016      2017      2018

                                     Sumber : Data Program Gizi  Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018.


                  Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018                                    68
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89