Page 105 - Profil Jateng 2018 cetak
P. 105

Saat  ini  telah  dilaksanakan  Program  Surveilans  Integrasi  PD3I,  yaitu
                      pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri, Tetanus
                      Neonatorum,  dan  Campak).  Dalam  waktu  5  tahun terakhir jumlah kasus  PD3I  yang

                      dilaporkan adalah sebagai berikut:
                     1.  Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
                                Upaya  membebaskan  Indonesia  dari  penyakit  Polio,  Pemerintah  telah

                         melaksanakan  Program  Eradikasi  Polio  (ERAPO)  yang  terdiri  dari  pemberian
                         imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal pada anak balita melalui Pekan

                         Imunisasi  Nasional  (PIN)  dan  surveilans  AFP.  Surveilans  AFP  merupakan
                         pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yeng terjadi secara mendadak
                         dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur

                         pembuktian  penderita  AFP  terserang  virus  polio  liar  atau  tidak  adalah  sebagai
                         berikut:

                         a.  Melakukan  pelacakan  terhadap  anak  usia  <15  tahun  yang  mengalami
                             kelumpuhan mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.
                         b.  Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhan,

                             sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II >24 jam.
                         c.  Mengirim kedua specimen tinja ke laboratorium dengan pengemasan khusus
                             (untuk Jawa Tengah dikirim ke laboratorium Bio Farma Bandung).

                         d.  Hasil  pemeriksaan  specimen  tinja  akan  menjadi  bukti  virology  adanya  virus
                             polio liar didalamnya.
                         e.  Diagnosis akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan. Pemeriksaan klinis

                             ini dilakukan oleh dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah
                             masih ada kelumpuhan atau tidak.

                                Hasil  pemeriksaan  virologis  dan  klinis  akan  menjadi  bukti  penegakan
                         diagnosis kasus AFP termasuk kasus polio atau tidak, sehingga dapat diketahui
                         apakah masih ada polio liar di masyarakat.

                                Penderita kelumpuhan AFP diperkirakan 2 diantara 100.000 anak usia <15
                         tahun. AFP rate non polio di Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 3,29 diatas target,

                         dan  meningkat  bila  dibandingkan  capaian  tahun  2017  sebesar  2,42.
                         Kabupaten/kota  dengan  AFP  rate  tertinggi  adalah  Kota  Magelang  (7,93  per
                         100.000  penduduk  usia<15  tahun)  dan  terrendah  adalah  Wonogiri  (0,53  per
                         100.000 penduduk usia<15 tahun). Gambaran AFP rate per kabupaten/kota pada

                         tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 6.19.






                  Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018                                    89
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110