Page 26 - Profil Kesehatan Jawa tengah 2022
P. 26
b. KEADAAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2022 yang ditunjukkan oleh laju
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
2010, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 5,31 persen (2021 = 3,33 persen).
Dari sisi produksi, kontraksi hanya terjadi pada satu lapangan usaha yaitu lapangan
usaha Pertambangan dan Penggalian, dengan kontraksi sebesar -6,20 persen.
Namun demikian, peranannya terhadap PDRB hanya sebesar 2,42 persen. Di sisi
lain, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor Transportasi dan Pergudangan
sebesar 73,03 persen, dengan peranannya terhadap PDRB sebesar 3,80 persen.
Sektor industri pengolahan masih memberikan sumbangan tertinggi terhadap
ekonomi Jawa Tengah yaitu sebesar 33,93 persen, dengan laju pertumbuhan
sebesar 3,88 persen. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor yang juga merupakan sektor dominan bagi perekonomian Jawa
Tengah berkontribusi sebesar 13,59 persen, tumbuh sebesar 4,32 persen pada tahun
2022.
Pada PDRB menurut komponen pengeluaran, sumbangan yang terbesar
adalah untuk pengeluaran konsumsi rumahtangga. Menurut harga berlaku, tahun
2022 konsumsi rumahtangga mempunyai konstribusi sebesar 60,28 persen dari total
PDRB Provinsi Jawa Tengah atau senilai 940,91 triliun rupiah. Jika didasarkan harga
konstan tahun 2010 nilainya mencapai 616,68 triliun rupiah, naik sebesar 5,52 persen
pada tahun 2022. Penggunaan lain yang cukup besar dari Produk Domestik Regional
Bruto adalah untuk pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Menurut harga berlaku,
tahun 2022 mencapai 479,06 triliun rupiah, dan sebesar 302,83 triliun rupiah atas
dasar harga konstan 2010. PMTB atas dasar harga konstan 2010 tumbuh 1,95
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemiskinan dalam arti luas diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang
dalam memenuhi kebutuhannya secara relatif sesuai dengan persepsi dirinya.
Menurut BPS, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Angka kemiskinan dapat diukur menggunakan tingkat pendapatan, tingkat
pengeluaran, juga kombinasi keduanya. Indonesia termasuk negara yang mengukur
data kemiskinan menggunakan tingkat pengeluaran per kapita dengan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Pengukuran angka
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 8