Page 129 - Profil Kesehatan Jateng 2020_Neat
P. 129
c. Angka Kematian Malaria
Untuk menjamin kasus malaria tetap rendah diperlukan upaya-upaya
untuk mempertahankan kasus supaya tidak meningkat kembali seperti
penemuan dini dan tatalaksana kasus yang tepat. Kasus malaria import di
daerah reseptif yang terlambat ditangani sangat potensial untuk terjadinya
penularan lokal (indigenous) bahkan peningkatan kasus atau KLB. Pada tahun
2020 ditemukan dua kasus kematian akibat Malaria yaitu di Sukoharjo dan
Brebes, sehingga CFR Malaria di Jawa Tengah tahun 2020 sebesar 0,7 persen.
3. Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria dan ditularkan melalui nyamuk. Di Indonesia, cacing filaria terdiri dari tiga
spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini
menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk
yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing
tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga
menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.
WHO menetapkan kesepakatan global sebagai upaya untuk mengeliminasi
filariasis pada tahun 2020 (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as
a Public Health problem by The Year 2020). Saat ini di dunia terdapat 1,3 miliar
penduduk yang berisiko tertular penyakit filariasis atau yang dikenal juga dengan
penyakit kaki gajah yang berada pada lebih dari 83 negara dan 60 persen kasus
berada di Asia Tenggara.
Di Indonesia, pada tahun 2019 terdapat 10.758 kasus filariasis yang tersebar
di 34 Provinsi. Angka ini terlihat menurun dari data tahun sebelumnya karena
dilaporkan beberapa kasus meninggal dunia dan adanya perubahan diagnosis
sesudah dilakukan konfirmasi kasus klinis kronis yang dilaporkan tahun
sebelumnya. Program eliminasi dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu:
pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis kepada seluruh penduduk di
kabupaten endemis filariasis, kedua dengan tatalaksana kasus klinis filariasis guna
mencegah dan mengurangi kecacatan.
Provinsi Jawa Tengah terdapat 9 kabupaten/ Kota endemis filariasis (Kab.
Brebes, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Wonosobo, Semarang, Grobogan,
Blora, Pati, Demak). Daerah endemis filariasis melakukan kegiatan pemberian obat
pencegahan massal (POPM) filariasis selama minimal 5 tahun berturut-turut. Kota
Pekalongan melakukan POPM 7 kali dan dilanjutkan ke 8 dan 9 sebagai pengobatan
ulang. Hal ini karena masih dan Grobogan baru melaksanakan ditemukan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 111

